Kumpulan Kartu Pos Unik dari Belenggu Ilse, Ruwi Meita (2019)

Kartu Pos Unik Belenggu Ilse. Jika kamu belum membaca review novel Belenggu Ilse, saya sarankan untuk membacanya terlebih dahulu, sehingga bisa mengerti ceritanya dangen lebih baik. Lebih bagus lagi jika sudah membaca bukunya .. :)

Kartu pos ini ditulis oleh karakter dengan nama Piti ditujukan kepada "R". Di awal penulisnya menyatakan bahwa kartu pos ini akan diberikan langsung kepada "R" (tidak dikirimkan) jika penulis mempunyai keberanian. Ada kesan disini kalau dia takut kepada sosok "R" ini. Lebih baik kita baca langsung kartu pos unik dari novel Belenggu Ilse, karya Ruwi Meita.

Kartu pos akan saya tuliskan berdasarkan tanggal. Bagi yang sudah membaca pasti tahu kalau kartu pos ini random dicocokan dengan kejadian yang berlangsung.

kartu-pos-unik


Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 1

Letak: Sebelum bab 1.

Malang, 12 Juni 1999
Dear R, 

Hari ini aku memutuskan untuk menulis seluruh perasaanku tentangmu pada kartu pos. Aku tidak suka menulis panjang-panjang. Kupikir, kartu pos adalah pilihan terbaik. Aku akan mengumpulkan seluruh kartu pos ini dan jika waktunya tiba, aku akan memberikannya kepadamu (jika punya keberanian). Kita lihat apakah kita akan masih berteman. Aku juga tidak yakin, apakah selama ini kita berteman. Ataukah kita sebenarnya, hanya saling terkait.

Dari: Piti


Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 2

Letak: Sebelum bab 5.

Malang, 1 Agustus 1999

Kita menemukan ayam mati sepulang sekolah. Dia terlindas mobil. Kamu memandangnya tanpa rasa takut. Lalu kamu berkata seharusnya siapa pun yang mati, lenyap tanpa sisa. Kupikir enggak perlu menunggu mati, bahkan aku ingin lenyap begitu saja sekarang ini. Sejak kamu muncul di depanku.

Dari: Piti.


Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 3

Letak: Sebelum bab 14.

Malang, 1 Januari 2000

Dear R, 
Ini malam tahun baru. Kita berdua duduk di halaman belakang rumahmu. Kamu membakar semua barang pemberian seseorang yang kamu panggil ayah. Kita memandang percik api di bawah saat langit menyala ditabur kembang api. Kamu berkata, "Bagaimana rasanya terbakar" Aku hanya diam. Lalu kamu mengambil tanganku dan menyalakan korek di sana. Aku mengibaskan tangan, dan kamu tertawa seakan baru saja melihat film komedi. Pada saat itu, aku berpikir kamu hanya sedang sedih. Aku membencimu saat kamu sedih.

Dari: Piti.

Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 4


Letak: Sebelum bab 7.

Bali, 26 Juni 2002

Kita berlibur ke Bali. Indah. Antusias. Kamu memaksa aku membeli kain pantai yang sama dengan kamu meski aku enggak menyukai motifnya. Menurutku kain itu noorak banget. Lalu kamu nyuruh aku memakainya di pantai nanti. Kembaran, katamu. Aku menurut. Tapi ternyata cuma aku yang memakainya dan seluruh teman-teman menertawaiku karena aku terlihat begitu menggelikan dengan kain itu. Aku melihat kamu. Kamu tertawa lebih keras dari yang lain. Saat itu aku tahu kamu sengaja melakukannya. Brengsek!

Dari: Piti.


Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 5

Letak: Sebelum bab 35.

Malang, 21 Mei 2003

Dear R,
Kamu membawaku ke Songgoriti. Kamu bilang tebing itu akan menjadi tempat rahasia kita. Aku menggambar denahnya di kartu pos ini. Siapa tahu kita sama-sama lupa nantinya. Tapi kamu enggak pernah melupakan apa pun. Sayang sekali, padahal aku berharap kamu melupakan aku.

Dari: Piti.

Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 6

Letak: Sebelum bab 4.

Yogya, 7 September 2003

Dear R,
Aku mengira jika aku sudah kuliah di luar kota artinya aku bisa terbebas darimu. Tapi aku salah. Hari ini kamu muncul di depan kosku dan bilang kamu kuliah di sini. Padahal kamu sudah diterima di UNESA. Kenapa kamu menyusulku? kamu tersenyum dan menjawab, "Aku tidak bisa hidup tanpa peliharaanku." Aku seharusnya tahu kamu memang tidak akan menyerah. Itulah alasanmu untuk hidup dan bersinar. Kamu butuh budak.

Dari: Piti.

Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 7

Letak: Sebelum bab 4.

Yogya, 7 September 2003

Dear R,
Aku mengira jika aku sudah kuliah di luar kota artinya aku bisa terbebas darimu. Tapi aku salah. Hari ini kamu muncul di depan kosku dan bilang kamu kuliah di sini. Padahal kamu sudah diterima di UNESA. Kenapa kamu menyusulku? kamu tersenyum dan menjawab, "Aku tidak bisa hidup tanpa peliharaanku." Aku seharusnya tahu kamu memang tidak akan menyerah. Itulah alasanmu untuk hidup dan bersinar. Kamu butuh budak.

Dari: Piti.


Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 8

Letak: Sebelum bab 57.

Malang, 2 Oktober 2003

Dear R,
Seandainya aku bisa memutar waktu, aku ingin kembali saat aku berumur empat tahun. Seandainya bisa, aku ingin menyingkirkan bantal di wajah adikku. Tapi hidup ini bukan novel sci-fi. Aku tetaplah seorang pembunuh.

Dari: Piti.


Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 9

Letak: Sebelum bab 33.

Yogyakarta, 23 April 2005

Dear R,
Kamu beli minuman keras malam ini untuk merayakan entah. Sialnya kamu membawa teman laki-laki yang katamu kamu temui di Club. Kamu memaksaku mabuk. Paginya aku menemukanku tidur dengan teman laki-lakimu. Dan kamu berdiri di ambang pitu sambil memotretku. Berapa banyak lagi yang bisa kamu peras dariku? Kuharap kamu membusuk di neraka.

Dari: Piti.


Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 10

Letak: Sebelum bab 10.

Malang, 26 Mei 2006

Dear R,
Setelah acara Joko dan Mbakyu, Giri menemuiku. Dia berkata nggak mau melihatku lagi seumur hidup. Kamu tahu aku menyukainya. Kami bisa jadi sahabat yang baik. Tiba-tiba saja kamu muncul. Aku nggak masalah kalau dia menjauhiku, tapi sekarang dia membenciku. Berapa banyak hal lagi yang kamu lakukan supaya enggak ada lagi yang mendekatiku? Apa aku hanya akan hidup untukmu?

Dari: Piti.

Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 11

Letak: Sebelum bab 40.

Malang, 4 Juni 2006

Dear R,
Aku enggak pernah menanyakan, kenapa kamu memberikan kalung mahal itu kepadaku. Tapi hari ini aku berkata. "Apa aku juga sama berharganya dengan kalung itu?" Kamu tertawa. Kamu bilang kalung pada binatang peliharaan tidak menunjukkan seberapa berharganya binatang itu, tapi seberapa tinggi nilai pemiliknya. Bukankah dunia ini selalu berpusat padamu, R? Apa nggak pernah cukup?

Dari: Piti.

Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 12

Letak: Sebelum bab 20.

Malang, 20 Juni 2007

Hal yang mempersatukan kita adalah kita sama-sama membenci orangtua kita. Aku wisuda hari ini. Nggak ada yang datang. Kamu datang memberiku sebuah kado berisi sebuah kalung bertuliskan Piti. Kamu memanggilku Piti sejak SMP. Saat itu pelajaran bahasa Inggris tentang mengungkapkan penyesalan. What a pity! Katamu, nama itu cocok untukku, karena aku terlalu menyedihkan. Kamu memang tahu cara menghibur dengan cara sadis.

Dari: Piti.

Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 13

Letak: Sebelum bab 43.

Malang, 23 Maret 2010

Sebulan sebelum pesta pernikahan, kamu menghilang tanpa kabar. Kita memang sama-sama gugup, tapi aku nggak nyangka kamu pun secemas aku. Kupikir kamu nggak akan ambil pusing dengan pesta itu dan memilih pergi. Tapi tiba-tiba kamu muncul di depanku sambil berkata, "Aku nggak pernah melewatkan pesta."
    Dan aku nggak pernah merasa lega lagi.

Dari: Piti.

Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 14

Letak: Sebelum bab 6.

Malang, 20 Mei 2013

Tahu enggak, kamu melihat bayi itu seperti melihat cinta pertama. Matamu takkan lepas memandangnya takjub. Kale lahir hari ini. Begitu kecil. Hanya 2 kilo. Dia lahir prematur. Merengkuh tubuhnya terasa begitu menakutkan. Rasanya dia akan pecah dalam gendonganku. Kamu menatapnya tanpa kedip. Tatapanmu kosong. Apakah kamu juga merasakan apa yang kurasakan pada bayi Kale?

Dari: Piti.


Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 15

Letak: Sebelum bab 53.

Malang,16 Agustus 2016

Dear R
Kamu tahu artinya follower? Itu adalah orang-orang yang mencintaimu. Kamu memilikinya, tapi aku nggak yakin kamu menyuruh mereka setia seperti hewan layaknya aku. "Kamu dan aku ini sakit," katamu. "Kita bisa konseling dengan Dokter Pluto. Dia tahu segalanya."
    Seharusnya, hanya kamu saja. Kamu sakit. Aku tidak.

Dari: Piti


Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 16

Letak: Sebelum bab 24.

Malang,6 Oktober 2016

Dear R
Kamu menunjukkan sebuah karosel lampu berhias putri, pangeran, bulan, bintang dan daun-daun maple. Kalau kamu menyalakannya, karosel itu akan berputar dan cahaya dari dalam akan menembakkan siluet di dinding. "Jika aku ada di bagian karosel itu, siapakah aku? Putri, daun maple, bulan atau bintang?" tanyaku. Kamu hanya tersenyum sinis sambil berkata, "Kamu bukan siapa-siapa. Bahkan cahaya lampuya pun tidak." Kadang-kadang aku ingin menamparmu, tapi aku tak berdaya.

Dari: Piti

Kartu Pos Unik Belenggu Ilse 17

Letak: Sebelum bab 9.

Malang,

Dear R
Aku melihat cermin dan menemukan bayanganku sendiri. Letih. Aku terlalu lelah untuk hidup. Kamu melihatku dan menjejeriku. Kamu menatap cermin dan berkata, "Seharusnya bayanganku adalah kamu dan bayanganmu adalah aku." Jujur, bulu kudukku meremang saat kamu mengatakannya. Tanpa Ekspresi.

Dari: Piti

Kata Penutup


Bagaimana perasaan kalian setelah membaca ini? Setelah membaca novel dan kembali mengulang lagi membaca urutan kartu pos unik yang ditulis oleh Piti kepada R, saya merasa apa yang kini R dapatkan sudah sepadan- Loh kenapa saya jadi jadi hakim yang menjudge perbuatannya.

Jika kamu berada di situasi dimana Piti berada, saran saya tinggalkan toxic relationship seperti ini. Setiap orang punya bahan bakar yang berbeda, yang membuatnya merasa hidup. Namun, salah satunya bukan membuat orang lain merasa menderita.

Tidak selamanya kamu perlu mengikuti arus kehidupan, terkadang kamu harus melawannya. Terutama jika sudah melukai self-esteem. Ajak bicara orang yang bisa kamu percaya atau profesional (terapis atau dokter jiwa). Lakukan sesuatu untuk hidupmu. Cuma kita seorang yang perduli 100% dengan hidup kita.


Stay safe ... xoxo

Referensi

Belenggu Ilse, Ruwi Meita (2019)
Elex Media Komputindo





Tags
Previous article
This Is The Newest Post
Next article

0 Response to "Kumpulan Kartu Pos Unik dari Belenggu Ilse, Ruwi Meita (2019)"

Posting Komentar

Kode Iklan Atas Artikel

Kode Iklan Tengah Artikel 1

Kode Iklan Tengah Artikel 2

Kode Iklan Bawah Artikel

Fast Loading & Ringan
SEO Optimize 100%
Aman 100% dari Google
Gratis Update Selamanya
Dapat Custom Domain
24 Jam Dukungan